Liputan24.Net – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) menyelenggarakan sosialisasi mengenai produk proteksi korosi sesuai Standar Khusus (SKh) 1.7.53, 1.7.54, dan 1.8.23. Kegiatan ini berlangsung di Aula Besar Dinas PUPR Kalsel, Banjarbaru, Rabu (18/6/2025).

Acara ini dibuka oleh Plt Kepala Dinas PUPR Kalsel, H. Wahid Ramadani, yang diwakili oleh Plt Kabid Bina Marga, Robby Cahyadi, didampingi Kabid Bina Konstruksi, Mustajab. Sosialisasi ini dihadiri oleh peserta dari Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Kalsel, Dinas PUPR se-Kalimantan Selatan, serta sejumlah penyedia jasa konstruksi.

Plt Kabid Bina Marga, Robby Cahyadi, menjelaskan pentingnya proteksi korosi, khususnya di wilayah pesisir seperti Kabupaten Kotabaru, Tanah Laut, dan Tanah Bumbu, yang rentan terhadap air laut dan lingkungan korosif.

“Korosi adalah musuh diam-diam dari konstruksi baja dan beton. Jika tidak dicegah sejak awal, dapat menimbulkan kerusakan struktural dan biaya pemeliharaan yang tinggi,” ujar Robby.

Dalam kesempatan ini, Outcore Tech PTE LTD, perusahaan asal Singapura yang telah mengantongi legalitas dari Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR, memaparkan tiga produk unggulannya: Galvanic Zinc, HDPE Jacking System, dan Koloidal Nano Silica Hidrogel. Ketiga produk ini dirancang untuk melindungi elemen struktur dari korosi pada beton bertulang maupun baja terbuka, dan telah digunakan luas di berbagai proyek nasional.

Sementara itu, Kabid Bina Konstruksi, Mustajab, menyatakan bahwa sosialisasi ini tidak hanya memperkenalkan teknologi terbaru, tetapi juga menjadi momentum edukasi dan standarisasi teknis bagi para pelaksana konstruksi di lapangan.

“Kita ingin semua pelaku konstruksi, baik dari pemerintah maupun swasta, memahami bahwa korosi bukan hal sepele. Harus ada kesadaran bahwa penggunaan bahan yang tepat dan perlakuan awal terhadap material konstruksi sangat menentukan umur struktur bangunan,” ungkap Mustajab.

Ia juga menegaskan bahwa penerapan teknologi proteksi korosi harus dilakukan secara menyeluruh, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga pemeliharaan pasca-konstruksi.

“Dengan adanya sosialisasi ini, kami harap akan terjadi penyamaan persepsi dan peningkatan kompetensi. Kita ingin seluruh proyek infrastruktur di Kalsel memiliki standar ketahanan yang tinggi terhadap lingkungan ekstrem, khususnya wilayah yang terpapar air laut dan air payau,” tambahnya.

Dinas PUPR Kalsel berharap kegiatan ini dapat menjadi bekal penting bagi daerah dalam mengantisipasi dan menangani potensi kerusakan akibat korosi. Edukasi dan kolaborasi lintas sektor dianggap kunci untuk meningkatkan kualitas dan ketahanan infrastruktur di Kalimantan Selatan.