Dionline24.News – Angka kecelakaan lalu lintas (Lakalantas) dan pelanggaran di Kabupaten Banjar dari tahun ke tahun dilaporkan mengalami penurunan.

Meski mengalami penurunan namun angka fatalitas hingga korban meninggal dunia justru mengalami kenaikan.

Hal tersebut diungkapkan PS Kanitkamsel Satlantas Polres Banjar Aiptu Taufik Danar, saat gelaran talkshow terkait Operasi Keselamatan Intan 2024 dan Aksi Keselamatan Jalan, di Radio Suara Banjar, Kemarin (7/3/2024) siang.

Baca Juga:Kabupaten Banjar Juara Umum MTQ Kalsel 2025, 35 Pemenang Dihadiahi Umrah

Aiptu Danar mengungkapkan, perbandingan angka laka selama 3 bulan terakhir, yakni dari bulan Januari hingga Maret. Tahun 2022 laka berjumlah 33 kasus dan meninggal dunia 15 orang. Di 2023 sebanyak 24 kasus dan meninggal dunia 16 orang. Sementara 2024, 12 kasus dan meninggal dunia 9 orang.

“Kita prihatin dengan angka fatalitasnya. Korban mayoritas tidak menggunakan helm,” ujarnya sambil mengingatkan pendengar untuk mentaati segala peraturan yang berlaku guna keselamatan bersama.

Mendampingi PS Kanitkamsel Satlantas Polres Banjar. Kepala Jasa Raharja Triono SM membenarkan, tingginya angka laka tersebut. Pihaknya juga rutin melakukan sosialisasi keselamatan jalan ke berbagai sekolah termasuk sosialisasi taat pajak.

Baca Juga:Wamen Helvi Moraza Dorong UMKM Banjar Kalsel Naik Kelas

Triono menjelaskan, total dana yang dikeluarkan untuk santunan pada korban laka di 2023 di Kalimantan Selatan sebanyak Rp.27 miliar lebih. Rp.17,6 miliar di antaranya untuk korban meninggal dunia.

“Semoga di 2024 ini, kita bisa menekan angka itu. Yang mana dana asuransi tersebut bisa kita gunakan untuk aksi keselamatan,” jelas Triono.

Selain menyebut dana santunan bisa diklaim dan didapatkan, Triono juga menyebut 6 kriteria korban yang tidak bisa mendapatkannya.

Baca Juga:Warga Tungkaran Laporkan SW ke Polisi Atas Dugaan Penyerobotan Tanah

“Antara lain pengendara yang melawan arus, tidak memiliki SIM, kendaraan modifikasi, menerobos palang pintu kereta api, berkendara dengan tujuan konten serta pajak STNK yang mati ditambah dua tahun,” sebutnya.

“Pengendara yang menyebabkan laka tidak dijamin. Akan tetapi, yang menjadi korban laka tersebut bisa mendapatkan santunan dari Jasa Raharja,” tutupnya.