Liputan 24. Net – Beberapa pasar yang dibangun oleh Pemerintah Kota Banjarbaru menghadapi kenyataan pahit. Beberapa pasar tersebut kalah ramai dibandingkan dengan pasar-pasar yang tumbuh secara mandiri oleh masyarakat.

Fenomena ini terlihat jelas dari minimnya aktivitas jual beli dan sepinya pedagang di beberapa pasar milik pemerintah. Dari sepuluh pasar yang dibangun menggunakan anggaran negara, empat di antaranya tidak menunjukkan adanya kegiatan berjualan sama sekali. Kondisi ini mirisnya telah berlangsung lama, yakni sejak tahun 2019.

“Pasar yang saat ini sepi pedagangnya yaitu Pasar Landasan Ulin Utara, Abadi, Landasan Ulin Timur, dan yang terakhir Pondok Mangga,” ungkap Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kota Banjarbaru, Muriani, Jumat (4/7/2025).

Muriani menduga, sepinya pedagang di pasar-pasar tersebut karena kalah bersaing dengan tren penjualan secara daring (online) yang semakin marak.

“Memang saat ini pedagang kita yang berjualan barang dan pakaian kalah dengan pedagang online. Seperti contoh di Pasar Bauntung, yang meramaikan saat ini hanya pasar basahnya seperti berjualan ayam, ikan, sayur, dan lainnya,” sebutnya.

Menanggapi suburnya pertumbuhan pasar rakyat di Kota Banjarbaru, Muriani mengakui bahwa pihaknya tidak memiliki hak untuk melakukan pelarangan terhadap pasar-pasar tersebut.

“Kami tidak bisa bertindak karena tidak ada aturan yang mengharuskan pembangunan pasar rakyat, misalnya, harus izin kepada Perindag dulu,” tutupnya.