Overpass Merah Putih AGM: Penghubung Vital Penambangan dengan Desain Ekonik
Liputan24.Net – Jembatan Overpass Merah Putih AGM yang membentang di atas Jalan Nasional Kandangan-Batulicin, Desa Batu Bini, Kecamatan Padang Batung, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalimantan Selatan, telah diresmikan pada Rabu (16/7/2025).
Peresmian dilakukan oleh Komisaris Utama PT AGM, Jenderal Polisi (Purn) Badrodin Haiti. Ia didampingi sejumlah tokoh penting, termasuk Kapolda Kalsel Irjen Pol Rosyanto Yudha Hermawan, Ketua DPRD Kalsel Supian HK, Bupati HSS Syafrudin Noor beserta wakilnya, Ketua DPRD HSS Akhmad Fahmi, Kapolres HSS AKBP Muhammad Yakin Rusdi, tokoh ulama, tokoh masyarakat setempat, serta jajaran direksi PT AGM.
Selain peresmian, dalam kesempatan tersebut PT AGM juga menyerahkan berbagai bantuan kepada masyarakat, mulai dari alat mesin pertanian, beasiswa kuliah ke luar negeri, perlengkapan sekolah anak, hingga paket bahan pokok.
Site Manager PT AGM, Alvensus Sihotang, menjelaskan bahwa pembangunan Overpass Merah Putih AGM merupakan bagian dari rencana jangka panjang perusahaan untuk memulai penambangan di HSS, khususnya di Kecamatan Padang Batung.
“Jembatan ini menjadi penghubung vital antara area operasi PT AGM yang sudah berjalan di Sungai Raya, Blok 3, dengan area penambangan baru,” ujar Alvensus.
Detail Teknis dan Kolaborasi Pembangunan

Alvensus merinci, Overpass Merah Putih memiliki panjang 50 meter dan lebar 6 meter. Pembangunannya melibatkan kerja sama dengan PT Wira Widiatama sebagai konsultan perencanaan dan manajemen konstruksi, serta PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi (Wikon) sebagai kontraktor pelaksana.
“Total panjang jalan yang kami bangun sebenarnya ada 6 kilometer,” terang Alvensus. Proyek ini tidak hanya mencakup Overpass Merah Putih, tetapi juga dua jembatan lain, yakni Jembatan Amandit dan Jembatan Irigasi. Seluruh proyek pembangunan jalan sepanjang 6 kilometer dan ketiga jembatan ini rampung dalam satu tahun, dimulai dari tahun 2024 dan selesai pada Januari 2025.
Jalur baru ini melintasi dua kecamatan, yaitu Sungai Raya dan Padang Batung, serta melewati empat desa: Malutu, Jelatang, Durian Rabung, dan Batu Bini.
Menjaga Aspek Lingkungan
PT AGM sangat memperhatikan masukan dan pertimbangan teknis dari BPJN Kalsel dalam perencanaan dan pembangunan. Ini mencakup desain hingga penggunaan sungkup pada jembatan untuk mencegah kontaminasi atau jatuhan material ke bawah.
Detail Engineering Design (DED) Overpass Merah Putih merupakan hasil kolaborasi erat dengan BPJN. Selain melintasi jalan nasional, proyek ini juga melintasi sungai tumpahan. Seluruh DED, baik untuk Irigasi, Amandit, maupun Overpass, diawasi oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III.
Alvensus menjelaskan, desain Overpass telah ditinjau oleh BWS Kalimantan III dengan penekanan pada prinsip tidak boleh mengurangi debit sungai. “Oleh karena itu, fondasi jembatan didesain tanpa berada di badan sungai. PT AGM juga membangun bronjong sekitar 3.500 meter kubik untuk mencegah erosi di sepanjang sungai yang dilintasi jembatan,” kata Alvensus.
Desain Ikonik dan Fungsi Rest Area
Salah satu daya tarik Overpass Merah Putih AGM adalah desain gerbang jembatan yang mengambil inspirasi dari Burung Enggang, sebuah konsep yang merupakan masukan dari BPJN Kalsel.
“Harapannya, ini akan menjadi ikonik di area setempat dan membuat lingkungan sekitar menjadi lebih indah,” ujar Alvensus. Ke depannya, area ini diharapkan menjadi rest area dan tempat singgah bagi pengunjung yang ingin menuju Loksado.
“Untuk estetikanya, kami juga membangun menara dan gapura di pintu masuk jembatan,” tambah Alvensus. Elemen arsitektur ini diharapkan dapat menarik perhatian dan menjadi daya tarik bagi area sekitar, terutama karena jalur ini juga menjadi penghubung menuju destinasi wisata Loksado.
Lebih dari Sekadar Penghubung
PT AGM sangat berkomitmen untuk berkoordinasi erat dengan pihak-pihak terkait selama proses pembangunan, guna memastikan infrastruktur ini tidak memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.
“Kami berharap jembatan ini tidak hanya menjadi penghubung dan pendukung operasional, tetapi juga tidak mengganggu masyarakat yang melintas,” tegas Alvensus.
Tinggalkan Balasan