Liputan24.Net – Pemprov Kalimantan Selatan (Kalsel) secara resmi menetapkan status Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Penetapan ini dilakukan dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Kesiapsiagaan Bencana Karhutla Tahun 2025 di Gedung KH Idham Chalid, Banjarbaru, pada Senin (4/8/2025).

Rakor tersebut dibuka oleh Gubernur Kalsel, H. Muhidin, dan dihadiri oleh Wakil Bupati Banjar, Habib Idrus Al Habsyi, serta 12 pimpinan daerah kabupaten/kota se-Kalsel. Hadir pula unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), perwakilan TNI, Polri, relawan, dan pegiat Karhutla.

Gubernur Muhidin menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor untuk menghadapi ancaman Karhutla. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), puncak musim kemarau diprediksi terjadi pada Agustus 2025, terutama di wilayah barat Kalsel.

“Rakor ini menjadi momen strategis untuk memperkuat koordinasi menghadapi ancaman Karhutla dan dampaknya seperti kabut asap, kekeringan, serta penurunan kualitas udara,” ujar Gubernur.

Berdasarkan hasil monitoring, sebagian besar wilayah Kalsel telah memasuki musim kemarau dengan Hari Tanpa Hujan (HTH) yang semakin panjang. Wilayah dengan HTH lebih dari lima hari kini masuk zona rawan Karhutla.

Gubernur Muhidin mengimbau pemerintah daerah untuk memperketat pemantauan hotspot dan mengedukasi masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara membakar. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya pengelolaan sumber daya air dan meminta masyarakat menghemat penggunaan air untuk mengantisipasi krisis air bersih.

Rakor ini diharapkan mampu meningkatkan kesiapsiagaan pemerintah daerah bersama seluruh pemangku kepentingan dalam mengantisipasi dan menangani bencana Karhutla secara terpadu.