Sanitasi Yang Buruk Di Duga Salah Satu Penyebab Keracunan Siswa.
Liputan24.Net —Banjar.
Permasalahan yang menimpa ratusan murid yang di duga keracunan , di beberapa sekolah menjadi atensi berbagai pihak.
Komandan Kodim 1006 Banjar Letkol Inf Bambang Prasetyo Prabujaya, melakukan pengecekan langsung ke Sentra Produksi Pangan Gizi (SPPG) di Desa Tungkaran, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar,yang di duga sebagai penyedia makanan tersebut.
Kunjungan tersebut dilakukan untuk melihat langsung pasca terjadinya keracunan massal yang menimpa ratusan siswa – siswi di sejumlah sekolah di Martapura.
Dampak dari MBG tersebut antaralain , MA Assalam, MTs Assalam, MI Assalam, SD Muhammadiyah, SDN 1 Pasayangan, SMA IT Assalam, MTs Muhammadiyah Martapura, dan SDN Tungkaran dan SMAN 1 Martapura.
Bambang menyampaikan, langkah ini merupakan tindak lanjut dari komitmen Kodim 1006 Banjar untuk memastikan penanganan investigasi kasus berjalan cepat serta tepat sasaran dan apa penyebab dasar nya.
Saat melihat ke dalam bersama rombongan , Damdim langsung intruksikan beberapa hal yang mesti di benahi ,
dalam ruangan harus ada Blower fungsinya sebagai sirkulasi udara kemudian sanitasi yang sehat , kalau seperti ini selain menimbul kan bau juga menimbulkan bibit penyakit.
Disinggung mengenai lanjut tidak nya SPPG tersebut Dandim dengan tegas nyatakan ditutup dengan batas yang belum di pastikan .
Hingga pagi tadi Jum,at ( 10/10/25 )tercatat ada total 125 pasien sempat dirawat di rumah sakit, namun kini tersisa 14 orang yang masih menjalani perawatan, serta 3 pasien di ruang UGD. Selebihnya sudah diperbolehkan pulang.
Menurut Dandim, kondisi tersebut menunjukkan bahwa penanganan korban berjalan baik berkat kolaborasi berbagai pihak.
Sebagai bentuk kelanjutan komitmen, pihaknya bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar dan Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) melakukan pengecekan langsung terhadap dapur penyedia makanan bagi sekolah-sekolah terdampak.
“Kami melihat langsung kondisi dapur, bahan makanan, serta proses pengolahan dan pengemasan. Hasil sementara menunjukkan ada beberapa catatan penting, terutama terkait sanitasi dan sirkulasi udara di ruang pengemasan. Diperlukan pemasangan exhaust atau blower agar udara di dalam ruangan lebih sehat,” jelas Bambang.
Ia menambahkan, untuk memastikan keamanan bahan makanan, pihaknya masih menunggu hasil laboratorium resmi POLRI dari BPOMdan Dinas Kesehatan.
“Kami tidak ingin menyampaikan data yang belum pasti. Semua harus berdasarkan hasil uji laboratorium agar akurat dan bisa dipertanggungjawabkan,” tegasnya.
Selain itu, Dandim juga menyoroti penggunaan air sumur dalam proses produksi makanan. Menurutnya, sumber air harus memenuhi standar kesehatan agar tidak menjadi faktor penyebab kontaminasi.
“Air yang digunakan akan diuji sampelnya oleh Dinas Kesehatan dan BPOM. Kalau ternyata tidak sesuai standar, tentu harus segera diperbaiki. Ini menjadi bahan evaluasi bersama,” ujarnya.
Di akhir kunjungan, Letkol Inf Bambang menegaskan bahwa pihaknya bersama pemerintah daerah dan instansi terkait akan terus mengawal program Makan Bergizi Gratis (MBG) agar tetap berjalan sesuai tujuan dan standar yang ditetapkan oleh pemerintah pusat.
“Kami ingin memastikan program ini benar-benar memberi manfaat bagi anak didik khususnya para siswa, tanpa menimbulkan dampak negatif seperti yang baru saja terjadi,”tuturnya.
Tinggalkan Balasan