Liputan24.Net – Perkumpulan Pusaka (Putra Putri Sarabakawa Tabalong), berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah dan sejumlah perusahaan, kembali sukses menggelar Tabalong Ethnic Festival (TEF) 2025. Mengusung tema “Amazing Culture”, TEF tahun ini menampilkan pertunjukan kolosal bertajuk “Arya Tadung Wani”.

Festival budaya ini diselenggarakan pada Sabtu malam, 8 November 2025, di Taman Giat Kota Tanjung, dan menyedot perhatian masyarakat Bumi Sarabakawa.

Pertunjukan utama TEF 2025 menyuguhkan legenda cerita rakyat Kalimantan Selatan, yakni sosok Arya Tadung Wani. Ia adalah tokoh sakti yang dikenal menguasai berbagai kecakapan hidup, seperti berburu dan bela diri pencak silat, yang dipadukan dengan jurus tadung sawa.

Selain pertunjukan kolosal, acara ini juga menampilkan kekayaan budaya, seni, dan tradisi daerah yang penuh makna kearifan lokal. Rangkaian acara meliputi berbagai tarian budaya lokal, penampilan Madihin, hingga peragaan busana karya desainer lokal.

Libatkan 290 Personel, Konsep Digeser Lebih Modern

Panitia pelaksana, Haderianoor Alkahfi, menyebutkan bahwa TEF tahun ini melibatkan total 140 orang penampil dan 150 orang relawan untuk menyajikan pertunjukan yang terbaik dan mengesankan bagi masyarakat.

“Tabalong Ethnic Festival tahun ini bergeser konsep dari tahun sebelumnya. Secara tampilan dan sajian, mungkin berbeda dari tahun yang lalu, karena tahun ini kami coba sajikan dengan menyentuh sedikit agak lebih modern,” jelas Haderianoor Alkahfi.

Ia menjelaskan pemilihan tema “Amazing Culture” didasarkan pada keinginan panitia untuk memperkenalkan tradisi dan kebiasaan orang-orang lokal yang layak disajikan ke khalayak banyak melalui kebudayaan.

TEF Bukti Kolaborasi Pelestarian Budaya

Terselenggaranya TEF 2025 tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, seperti PT Adaro Indonesia, Yayasan Amanah Bangun Negeri, PT Saptaindrasejati, PT Buma, PT Putra Perkasa Abadi, dan Bank Kalsel Cabang Tanjung.

CSR Department Head PT Adaro Indonesia, Iwan Ridwan, mengapresiasi keberlanjutan TEF, yang telah digelar sejak tahun 2011 meskipun sempat vakum akibat pandemi COVID-19.

Menurut Iwan, TEF merupakan bukti komitmen dan kolaborasi antara Pemerintah Daerah, masyarakat, dan perusahaan dalam mendukung pelestarian budaya dan kesenian lokal.

“Kita jadikan malam ini sebagai momen ajang pelestarian dan apresiasi budaya untuk memperkuat semangat kolaborasi antara Pemerintah, Perusahaan, dan Masyarakat Tabalong,” tutur Iwan.

Ia berharap TEF dapat menjadi daya tarik budaya dan wisata yang mampu meningkatkan kunjungan wisatawan lokal hingga mancanegara, serta memberikan dampak positif bagi perkembangan ekonomi dan kesenian di Tabalong.