Liputan24.Net – Puluhan balita harus mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ratu Zalecha Martapura akibat diare. Dua di antaranya, balita berusia 7 dan 11 bulan asal Astambul dan Martapura, bahkan meninggal dunia.

Wakil Direktur Pelayanan RSUD RAZA, Agus Dwi Karyanto, mengatakan bahwa diare sangat rentan terjadi pada balita, terutama jika orang tua tidak peka terhadap kondisi anak.

“Gejala awalnya biasanya lesu, tidak nafsu makan, tidak mau minum susu, dan buang air besar lebih dari 5 kali sehari,” ujarnya.

Per tanggal 12 Februari 2025, tercatat ada 23 pasien balita yang menjalani rawat inap di RSUD RAZA. Sayangnya, dua di antaranya tidak dapat diselamatkan karena sudah dalam kondisi dehidrasi berat saat tiba di rumah sakit.

“Keduanya sampai di rumah sakit sudah dalam kondisi dehidrasi berat,” lanjutnya.

Data dari RSUD RAZA menunjukkan bahwa pada tahun 2024, ada 686 pasien balita yang ditangani karena diare, dan 112 di antaranya harus dirawat inap.

Sementara itu, pada Januari 2025, ada 45 balita yang menjalani perawatan karena diare, dan 9 di antaranya harus dirawat inap.

Penyebab diare pada balita pun beragam dan kompleks. Oleh karena itu, Agus mengimbau para orang tua dan orang dewasa untuk selalu memperhatikan asupan makanan dan lingkungan tempat tinggal.

“Pertolongan pertama diare bisa dengan membuat larutan sederhana dari gula dan garam atau biasa kita sebut oralit. Larutan ini bisa diberikan untuk orang dewasa maupun anak-anak,” tutup Agus.